Kehidupan Menurut Islam

Selamat Datang Somoga Bermanfaat,Jangan Lupa Tinggalkan komentar
Marquee Text Generator at TextSpace.net

Rabu, 28 Agustus 2013

Muhasabah Akan Kematian

                                  بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ



Saudara Ku yg saya cintai,sudah seringkah Kita mengingat tentang Kematian?sudah siap Kah kita Bila ALLAH Mencabut nyawa kita dr Ruh ini.?sudah cukup kah kita melakukan amal kebaikan?Rosul -shollallohu alaihi wasallam- telah bersabda: “Perbanyaklah mengingat pelebur kenikmatan!” (yakni: kematian) [HR. Tirmidzi dan yang lainnya, dengan sanad yang Hasan].
mari sama-sama kita bermuhasabah Sejenak..


Bila sesosok jasad di depanmu itu adalah kalian…

Mungkin pagi kemarin kalian masih berjalan2 dengan teman2 kalian…

Mungkin siang kemarin kalian masih sempat mendengar sayup-sayup tausiah…

Atau mungkin sempat sejenak tidur bersantai menikmati hari…

Mungkin sore tadi kalian masih tertawa dan bercanda bersama teman2 kalian…

Tapi kini, inilah kalian, terbujur kaku…

Wajah cakap kalian tak bisa tersenyum lagi…

Tangan kuat kalian tak bisa diangkat lagi…

Pikiran cerdas kalian tak bisa berputar lagi…

Kaki lincah kalian tak bisa bergerak lagi…

Di kanan kirimu, mungkin ada ayah ibumu… atau ada saudara2mu… atau ada sahabat2mu…

Yang menangisi kepergianmu, tapi mereka tak bisa berbuat apa2…

Kau berusaha berbicara pada mereka…


Oh ayah… ada yang belum kusampaikan padamu, betapa aku ingin lebih banyak mengajakmu bicara…

Oh ibu… ada yang belum kuucapkan padamu, betapa aku menyesal lebih banyak aku membantah perkataanmu daripada mendengarkanmu dengan khusyuk…

Oh saudara2ku… apa yang kutinggalkan selain rasa sakit hati pada diri kalian karena buruknya sikapku?

Oh sahabat2ku, aku sering lupa menyapamu dengan senyuman tulus setiap saat aku bertemu kalian…

Oh, betapa aku ingin mengatakan aku mencintai kalian… aku menyayangi kalian…!!! Dengarkah kalian? Walau seberapa buruk sikapku, aku mencintai kalian!!! Dengarkah…??

Tapi tidak ada yang mendengarmu… karena lidahmu kini kelu… tak bisa berkata lagi…

Kamu kelak akan diarak oleh keluargamu, menuju peristirahatan terakhir.

Saat itu, mungkin merupakan perjumpaan terakhir.
Karena setelahnya, kalian akan sendiri bersama tanah yang akan membaur dengan tubuh kalian
Kaku… bisu… diam… hanya keheningan yang menjadi teman kalian saat itu…
Kalian sendirian…

Datanglah malaikat Munkar dan Nakir mendekat dan menanyakan kepada kalian…
Siapa Tuhanmu?
Apakah kau bisa menjawab lantang “Allah”? Lidahmu gemetar, ia tak bisa berbohong lagi, ia tak bisa kaugunakan lagi untuk menutupi kepalsuanmu…

Aku ingin menjawab Allah, tapi, lidah ku ini tak bisa menyebutnya… yang kuingat adalah aku terlalu banyak mencintai duniaku… Siapakah nama yang selalu terngiang dalam pikiranku dan terucap dalam lisanmu selama ini, teman? Bila selama ini dalam sehari-hari, yang kauingat bukanlah Allah, yakinkah kau masih bisa mengingatnya di alam kubur ini?Kalaupun engkau mengingatnya, yakinkah lidahmu tidak akan kaku karena tak terbiasa ia mengucapkan itu?

Saat yaumil hisab datang padamu… Seperti apakah kisah hidupmu ini kelak akan kau ceritakan? Tidak, saat itu lidah kalian dikunci. Akal cerdik kalian dihentikan. Saatnya kejujuran berbicara. Lihatlah tangan kalian, kelak ia akan akan menjawabkan apa yang telah kalian lakukan. Sentuhlah kaki kalian kelak dialah yang akan menjawabkan apa yang telah kalian jalani. Rasakan hati kalian, kelak dialah yang akan berteriak tentang apa yang dia rasa dan niatkan selama ini. Mereka akan berteriak dengan tangis terpendam karena saat itu ia tak bisa lagi berbohong menutupi kesalahanmu… tak bisa lagi membisu menahan aibmu…tak bisa lagi membelamu…

Setelah semua terungkap nanti… yang ada hanya tinggal penyesalan…

Apalah artinya rasa senangmu di dunia dulu?

Apa makanan enakmu siang tadi masih ada gunanya kini?

Apa novel yang kalian baca kemarin masih ada manfaatnya saat ini?

Atau film yang kau tonton minggu lalu masihkah menyenangkanmu kini?

Handphone yang baru kau beli itu, apakah ada di sampingmu saat ini?

Pujian-pujian temanmu bahwa kau hebat dalam berbagai hal apakah masih bisa kau banggakan kini?

Tatapan kagum adik-adik kelasmu, apakah masih dapat kau lihat kini? Permintaan tolong dari orang-orang sekitarmu, apakah masih membuatmu merasa penting saat ini?

Bila setelah tirai diturunkan, tap! Drama telah usai. Perjalanan telah berakhir.
Kamu turun dari panggung kehidupan dan di situlah hidupmu yang sebenarnya…
Apa yang kamu bawa di tanganmu?

Mungkin yang kau bawa adalah hutang2mu yang belum terbayar? Amanah2mu yang terlalaikan?
Rasa sakit hati teman2mu yang diabaikan?

Lalu mana amalmu? Ya Allah, cukupkah ini untuk perjalanan panjangmu ini?

Kemarin saja ada kebaikanmu yang kau tunda. Nanti saja lah, kan masih ada waktu. Namun kini? Masihkah ada?

Di mana kamu kelak di akhirat berada? Di deretan orang-orang dengan wajah bersih bersinar?

Atau deretan orang-orang yang menunduk karena hangus wajah kalian karena dosa yang kalian sembunyikan?

Di manakah kelak rumah abadimu?

Apakah di Syurga tempat segala yang kau inginkan tersedia?

Tempat segala yang kau tinggalkan di dunia ini dapat kau terima? Atau di Neraka?

Tempat segala yang kau pinta adalah sia-sia?

Tempat balasan atas hal-hal maksiat yang kau lakukan di dunia?

Setiap muslim akan masuk surga, bukan?

Namun apakah sebelumnya kau sempat merasakan api neraka itu?

Yang satu hari seperti seribu tahun lamanya?

Merasakannya untuk semenit saja?

Hanya karena dosamu yang tidak kau pintakan taubatnya?

Bukan, bukan amalmu yang akan memasukkanmu ke Syurga… bukan sujudmu, bukan infaqmu,, bukan puasamu, bukan lelah kerjamu, bukan capai pikiranmu… bukan teman! Tapi rahmat Allah SWT! Maka hatimu, jagalah selalu pada harapan akan ridho Allah… Sikapmu, jagalah selalu dalam ikhlas padaNya. Lisanmu, jagalah selalu agar selalu membuahkan cinta padaNya…Harapkanlah Allah dalam hatimu, Karena hanyaAllah yang dapat menolongmu…

Maka mulai hari ini hitunglah segala amalmu… hitunglah segala kesalahanmu… menangislah karena amalmu itu belum juga cukup menutupi dosamu… Jagalah terus dirimu dalam kebaikan. Karena kau tak tahu kapan batas akhir hidupmu… Pada akhir ceritamu,apakah akhir yang indah atau buruk? Apakah kau yakin, kelak kau akan mati dalam kondisi sebaik ini? Apakah kau mati dalam maksiat, atau dalam amalmu? Apakah kau mati saat kau sedang berbuat sia2, atau saat kau sedang berbuat kebajikan?

Karena hidup ini hanyalah perjalanan sementara teman. Kisah senangnya hanya hiburan sesaat. Kisah sedihnya hanya ujian sementara. Alam akhirat itulah hidupmu yang sebenarnya. Maka tanyakah ada dirimu.. buat apa aku di dunia ini? Tugas apa yang harus kutuntaskan di sini? Bagaimanakah aku mengisi perjalanan ini? Apa yang harus kusiapkan untuk hidupku nanti? Bagaimana akhir hidupku ini nanti kurencanakan?

Tanyakan pada dirimu… cari tahu oleh dirimu… kerjakan olehmu… saat ini… mulai detik ini…karena waktu tak dapat menunggu…
Kutanya diriku: benarkah ‘kendaraan perpisahan’ itu benar-benar akan menghampiriku?!
Akankah kutulis wasiat terakhir, kepada setiap orang yg kucintai, sebelum kepergianku?!
Lalu apakah isi wasiat terakhirku itu? Yang harus cepat ku tulis sebelum kutinggalkan duniaku?

Ibuku… bapakku… saudara-saudaraku… saudari-saudariku… rumahku… istriku…
sahabat-sahabat… teman-teman… rekan-rekan kerja… kenalan-kenalan… kantor… computer… internet?
Jalanan… masjid… anak-anak kecil di jalanan dan desa… detik-detik bahagia… masa-masa sedih, sakit, dan perjuangan… Akankah kutinggalkan dunia ini, yg terus mengajakku menikmati keindahannya… beserta semua saudara dan orang-orang tercinta yg hidup di dalamnya
Siapakah yg akan kuberi kata perpisahan?… Siapa pula yg akan kulupakan dari sapaan salam?… Bahkan, punyakah aku waktu yg cukup untuk menyampaikan salamku kepada semua orang yg kucinta?
Siapakah dari mereka yg sudi memaafkanku?… Siapa pula yg merasa kehilangan diriku?… Bahkan siapakah yg aku malah lebih kehilangan dia?
Canda-tawa manakah yg akan teringat dibenakku?… Dan wajah manakah yg akan mempengaruhi raut wajahku?… Berapakah lautan yg mencukupi mataku untuk mengucurkan tangisnya?
Bagaimana diriku akan sabar dan tahan setelah ini semua?…
Ya Tuhanku… betapa rapuhnya hati kami sebagai manusia, ketika pribadi-pribadi ini pergi bersama ruh yg bersih nan suci… Betapa kerasnya jeritan hati, untuk orang yg dilahap oleh waktu di hadapanku, atau aku yg dilahap waktu di hadapannya… Di masa sedih itu, betapa tingginya jeritan ‘aaaah’ di tenggorokanku yg ku sertakan bersama ruh-ruh kalian yg mulia
Maka terimalah suratku ini, yg berisi permohonan maafku, sebelum datang waktu itu… Saat jiwa lelahku, berada diantara tubuh yg tidak kuat lagi pergi menghampirimu…
Apapun kesalahan kalian terhadapku, maka sungguh aku mempersaksikan kepada Allah, bahwa aku telah merelakan dan memaafkannya… bahkan aku telah melupakannya… dan seakan tidak pernah ada… Maka maafkanlah salah-salahku!
Jika nantinya tanah telah menutupi jasadku… Dan alam lain telah melingkupiku… Maka ingatlah… Ingatlah, bahwa suatu hari, aku telah mengirimkan surat terakhirku ini… Dan janganlah lupa mendoakanku dengan doa yg baik di saat ku telah tiada
Aku benar-benar yakin, bahwa jeritan hatiku untuk sahabat-sahabat dan orang-orang tercintaku ini, nantinya juga akan menghampiri jiwa-jiwa kalian yg mulia… dan kalian akan mengirimkannya kepada setiap orang yg kalian cintai… kepada setiap orang yg kalian hargai… kepada setiap orang yg kalian hormati
“Bagaimana kamu mengingkari (Allah) sedang kamu tadinya mati, kemudian dihidupkan (oleh-Nya),kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kamu dikembalikan kepada-Nya.”
(QS.Al-Baqarah:28)



Semoga Musabah Ini bermanfaat bagi kita semua dan dapat memberikan motivasi kepada kita Agar Hidup lebih Bermanfaat serta selalu dalam Ridhonya ALLAH SWT..amin yaa rabbal'alamin..